Sabtu, 14 Maret 2015

Usaha Membuahkan Keberhasilan

Usaha Membuahkan Keberhasilan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di sekolah Lisa ada lomba basket antar kelas. Tapi 1 kelas dibagi dua, laki-laki dan perempuan. Lomba itu wajib diikuti.

Di kelas, Lisa dan teman-teman berbincang-bincang. “Gimana nih, kita kan gak jago basket!” Kata Lola. “Apalagi aku sama Marsha, pendek!” Kata Lisa. “Yah! Kita lawan kelas 5C lagi!” Kata Yuka. “Hah? 5C? Mereka kan jago…” Kata Marsha mengeluh.

Mereka sudah pasrah. Mereka yakin, mereka tidak akan menang. Mereka tak mau berusaha.

Hari di mana lomba itu mulai. Dan yang benar saja, 5A kalah, dan sebaliknya, 5C menang. Skornya 8-0.

“Tuh kan, kalah!” Seru Lola. “Iya nih…” Kata Marsha. “Makanya kita tuh harus berusaha!” Kata Lisa. “Iya, Lisa benar!” Kata Yuka. “Gak ada gunanya, Lis!” Seru Lola. “Kalau ada gunanya gimana?” Kata Marsha. Lola terdiam. “Iya, bisa aja kita bekerja keras lalu menang!” Kata Mimi. Yang lain menganggukan kepalanya.

Usai sekolah, Lisa sendirian di lapangan sambil bermain basket. Berkali kali dia tidak berhasil. “Hey, ngapain kau di sini sendirian?” Ujar Steven. “Steven, aku mau latihan basket.&
... baca selengkapnya di Usaha Membuahkan Keberhasilan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jangan Marah Dong Putri

Jangan Marah Dong Putri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Aku berjalan tergesa-gesa melewati lorong sekolah. Jam menunjukkan pukul 16.00 WIB. Sial, benar-benar sial. Aku terlambat lagi. Kali ini Putri pasti tidak akan memaafkan aku. Aku makin mempercepat jalanku menuju gedung perpustakaan. Jam segini warga di sekolahku memang masih beraktifitas. Ada kegiatan ekstrakulikuler, belajar tambahan, kegiatan kelas, belajar kelompok, dan lain-lain. Dan sekarang aku sudah ada janji dengan Putri untuk belajar bersama di perpustakaan. Sebenarnya janjinya dari satu jam yang lalu. Tetapi aku terlalu asyik bermain PlayStation di rumah temanku hingga lupa waktu.

Kuhentikan kakiku di depan pintu perpustakaan. Dengan nafas yang masih putus-putus, kuperhatikan sekilas seluruh ruang perpustakaan mencari sosok Putri. Ternyata dia masih disini, membaca buku sambil bertopang dagu. Kulangkahkan kaki menuju tempatnya. Dia selalu memilih tempat di dekat jendela ketika kami belajar bersama.

Aku memberanikan diri untuk menyapanya, “Hai, Put.” Putri menatapku, tetapi dia mengalihkan pandangannya
... baca selengkapnya di Jangan Marah Dong Putri Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 08 Maret 2015

Bukan Punguk Yang Merindukan Rembulan

Bukan Punguk Yang Merindukan Rembulan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Satu tahun sudah berlalu, tapi Ipung masih begini saja. Masih memandanginya dari jauh tanpa kata. Mendekat pun Ipung tak berani. Dia terlalu tinggi untuk digapai, begitu pikir Ipung murung.

Namanya Saiful, akrab di sapa Ipung. Seorang pemuda 25 tahun yang cerdas. Ia mampu menamatkan pendidikan strata satunya pada usia 20 tahun dan dapat meraih pendidikan magisternya pada jurusan sama di usia ke-22-nya. Saat ini Ipung menjadi dosen muda di Universitas tempatnya belajar sambil mengambil pendidikan doktoral, masih dalam bidang yang sama. Tapi agaknya, kesuksesan akademik Ipung tidak di dukung dengan kesuksesan asmaranya. Perjaka muda ini bahkan sampai saat ini tidak mengetahui nama sang rembulan pujaan hatinya, tidak berani menegur dan hanya bisa memperhatikan dari jauh. Padahal sang rembulan adalah mahasiswinya sendiri.

“Bagaimana Pak Dhe? Ada kemajuan soal nyonya meneer-mu?” goda Ishaq, teman satu kelasnya di strata satu, yang sekarang memiliki toko tekstil di dekat simpang lima. Ishaq duduk di samping Ipung, di ujung anak tangga lantai dua masjid Baiturrahman, menikmati pemandangan alun-alun kota Semarang. Matahari terik sekali, maka setelah jama’ah sholat jum’at Ipung tidak langsung kembali ke kampus, apalagi dia sedang tidak memiliki jadwal mengaja
... baca selengkapnya di Bukan Punguk Yang Merindukan Rembulan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

K+T=H

K+T=H Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Paul G. Stoltz. Pernah dengar nama itu? Adversity Quotient. Pernah dengar istilah itu?

Lalu, apa hubungan keduanya? Kalau Anda belum pernah mendengar atau membaca tentang keduanya, ijinkan saya beritahu. Adversity Quotient adalah judul buku yang ditulis oleh Paul G.Stoltz tahun 1997, sekitar dua tahun setelah dunia digoncangkan oleh publisitas Emotional Quotient-nya Daniel Goleman. Dan setelah itu, sejumlah penulis menawarkan berbagai jenis ”quotient” lainnya; dengan atau tanpa penelitian yang mendalam.

Apa terjemahan yang tepat untuk Adversity Quotient (AQ) ini? Kecerdasan mengatasi kesulitan, kecerdasan mengubah masalah menjadi berkah, dan kecerdasan adversitas adalah beberapa ”terjemahan” yang digunakan kawan-kawan di Indonesia. Adversity sendiri punya sinonim nasib buruk, kemalangan, kesulitan, masalah, dan sejenisnya. Jadi, upaya menerjemahkan kata itu cukup sah buat saya. Namun untuk kepentingan tulisan ini, mari kita gunakan saja singkatannya: AQ.

Salah satu tiang utama penopang teori AQ adalah asumsi bahwa ”kejadian atau peristiwa tidak penting, namun tanggapan atau respons terhadap kejadian akan menentukan masa depan”. Kejadian yang menimpa diri Anda tidak penting, tetapi bagaimana dan apa tanggapan Anda ata
... baca selengkapnya di K+T=H Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 04 Maret 2015

Pastor Tanpa Jubah

Pastor Tanpa Jubah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Langkahnya terhenti di depan pintu kamar seorang pastor. Usianya dalam tahap peralihan menuju dewasa. Kakinya benar-benar kaku terpaku tak bergerak. Waktu yang berlalu begitu cepat, namun anak itu hanya berdiri di depan pintu. Anak itu ingin mengutarakan niatnya menjadi seorang pastor. Dia bingung dan merasa ragu akan keinginannya. Waktu yang ada tidak cukup baginya untuk membuat dia berdiri lebih lama lagi walau waktu yang ada pun sudah cukup lama untuk berdiri. Hilir mudik teman-temannya tidak diperhatikan. Begitu juga teman-temannya tidak memperhatikan dia berdiri di sana. Kesempatan itu berlalu begitu saja. Dia tidak melewati pintu kamar itu. Namun hari-hari di tempat itu tidak berlalu begitu saja….

Sekitar sepuluh tahun selanjutnya, dia kembali ke tempat itu. Dia, yang telah menjadi seorang pemuda, datang kembali ke tempat itu melalui suatu kegiatan gereja. Dia diingatkan akan apa yang pernah dia siratkan di tempat itu sepuluh tahun sebelumnya. Ya, waktu itu tidaklah berlalu begitu saja. Si anak pernah berdoa, Aku ingin menjadi pastor tanpa jubah. Apa yang pernah dia siratkan terdengar aneh, namun seakan telah dimulai tanpa ia sadari. Itu telah dimulai bagi dia untuk sampai pada waktunya mengalami petualangan dan pengalaman yang menguji jiwa dan raganya. Hari-hari di mana ia semakin diteguhkan bahwa hidupnya adalah cerminan belas kasih Tuhan.

Petualangan itu sempat membawa dia ke gereja dekat sekolahnya. Te
... baca selengkapnya di Pastor Tanpa Jubah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1